This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 18 Juli 2010

DESAIN RISET MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI PERMUTASI DAN KOMBINASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam menghadapi era globalisasi itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan untuk bekerja sama secara efektif. SDM yang memiliki kemampuan-kemampuan seperti itulah yang mampu memanfaatkan informasi, sehingga informasi yang melimpah ruah dan cepat yang datang dari berbagai sumber dan tempat di dunia, dapat diolah dan dipilih, karena informasi yang diterima secara melimpah ruah tersebut tidak semuanya diperlukan dan dibutuhkan.
Sumber daya manusia yang memiliki pemikiran seperti yang telah disebutkan, lebih mungkin dihasilkan dari lembaga pendidikan sekolah. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mata pelajaran matematika. Hal ini tercermin pada fungsi mata pelajaran matematika dalam kurikulum mata pelajaran matematika tahun 2006 yaitu, matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran, geometri, aljabar, peluang, statistika, kalkulus dan trigonometri. Selain itu matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik atau tabel.
Secara lebih spesifik, tujuan pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) terdapat dalam standar kompetensi mata pelajaran matematika SMA dan MA (Departemen Pendidikan Nasional, 2006) yaitu sebagai berikut.


1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dengan memperhatikan tujuan pembelajaran matematika tersebut, maka pembelajaran matematika difokuskan pada kecakapan sebagai berikut.
1. Kemampuan menggunakan konsep dan keterampilan matematis untuk memecahkan masalah (problem solving).
2. Menyampaikan ide/gagasan (communication).
3. Memberikan alasan induktif maupun deduktif untuk membuat, mempertahankan, dan mengevaluasi argumen (reasoning).
4. Menggunakan pendekatan, keterampilan, alat, dan konsep untuk mendeskripsikan dan menganalisis data (representation).
5. Membuat pengaitan antar ide matematik, membuat model, dan mengevaluasi struktur matematika (conection).
Lima elemen ini dikenal dengan ”standar proses daya matematika” atau NCTM menyebutnya dengan istilah mathematical power process standards

B. MATERI PERMUTASI DAN KOMBINASI

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah pengaturan suatu
obyek yang terdiri dari beberapa unsur, baik yang disusun dengan mempertimbangkan urutan sesuai dengan posisi yang diinginkan maupun yang tidak. Misalnya menyusun kepanitiaan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara dimana urutan untuk posisi tersebut dipertimbangkan atau memilih beberapa orang untuk mewakili sekelompok orang dalam mengikuti suatu kegiatan yang dalam hal ini urutan tidak menjadi pertimbangan. Dalam matematika, penyusunan obyek yang terdiri dari beberapa unsur dengan mempertimbangkan urutan disebut dengan permutasi, sedangkan yang tidak mempertimbangkan urutan disebut dengan kombinasi.
Definisi Permutasi:
Permutasi dari n unsur yang berbeda x1; x2; :::; xn adalah pengurutan dari n unsur tersebut.
Definisi Kombinasi:
Kombinasi-r dari n unsur yang berbeda x1; x2; :::; xn adalah seleksi tak terurut r anggota dari himpunan fx1; x2; :::; xng (sub-himpunan dengan r unsur). Banyaknya kombinasi-r dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan C(n; r).




C. Kesulitan siswa dalam memahami materi permutasi dan kombinasi.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, baik Sekolah dasar, Sekolah Menengah, maupun perguruan tinggi sering kali ada dijumpai beberapa siswa/mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dengan demikian masalah kesulitan dalam belajar itu sudah merupakan
Dengan demikian masalah kesulitan dalam belajar itu sudah merupakan problema umum yang khas dalam proses pembelajaran. Berhubungan dengan pelajaran matematika, siswa yang mengalami kesulitan belajar antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Siswa tidak biasa menangkap konsep dengan benar
Siswa belum sampai ke proses abstraksi dan masih dalam dunia konkrit. Dia belum sampai ke pemahaman, yang hanya tahu contoh-contoh tetapi tidak dapat mendiskripsikannya
2. Siswa tidak mengerti arti lambang-lambang
Siswa hanya menuliskan/mengucapkan tanpa dapat menggunakannya. Akibatnya, semua kalimat matematika menjadi tidak berarti baginya.
3. Siswa tidak dapat memahami asal usul suatu prinsip
Siswa tahu apa rumusnya dan menggunakannya, tetapi tidak mengetahui dimana atau dalam konteks apa prinsip itu digunakan.
4. Siswa tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur.
Ketidaksamaan menggunakan operasi dan prosedur terdahulu berpengaruh kepada pemahaman prosedur lainnya.
5. Ketidaklengkapan pengetahuan
Ketidaklengkapan pengetahuan akan menghambat kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematika, sementara itu pelajaran terus berlanjut secara berjenjang.
Permutasi dan kombinasi adalah bagian dari kaidah pencacahan, yaitu cara menentukan seluruh kejadian yang akan terjadi dari setiap peristiwa. Dalam proses pemahamannya siswa sulit membedakan antara kejadian yang digolongkan sebagai permutasi dan kejadian yang harus dicari dengan rumus kombinasi, sehingga dalam proses pembelajaran dipelukan suatu pendekatan yang bias meningkatkan pemahaman siswa tentang permutasi dan kombinasi. Pendekatan kontekstual dengan inovasi pembelajaran dengan PMRI adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa yang sulit membedakan permutasi dan kombinasi.

D. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan, misalnya kursi-kursi, LKS, cat air atau crayon, kartu-kartu alphabet, dsb.
2. Membentuk kelompok siswa, dan mengatur tempat duduk siswa.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Melakukan apersepsi tentang materi-materi yang pernah disampaikan dan berhubungan langsung dengan materi permutasi dan kombinasi.
5. Berikan masalah kontekstual yang berhubungan dengan materi permutasi dan kombinasi.
6. Siswa diberikan LKS yang harus mereka kerjakan secara berkelompok, dan siswa juga yang akan menjadi model kegiatan yang ada di LKS, contohnya kegiatan menempati 2 kursi oleh 4 orang yang berbeda, siswa yang lain mengamati ada berapa cara ke empat orang tersebut dapat menempati kedua kursi.
7. Lanjutkan seluruh aktivitas yang sesuai dengan yang diperintahkan pada LKS.
8. Setelah siswa menyelesaikan kegiatan dan pengisian LKS, seluruh kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusi mereka.
9. Seluruh siswa boleh memberikan tanggapan atas jawaban-jawaban yang tidak sesuai, sehingga terjadi diskusi kelas.
10. Guru berperan sebagai fasilitator, memberi penguatan atas jawaban yang benar dan memberikan solusi yang baik untuk siswa yang keliru dalam pengerjaan LKSnya.
11. Guru meminta siswa menyimpulkan tentang permutasi dan kombinasi serta dapat menyebutkan perbedaannya.
12. Guru mengadakan test untuk melihat keberhasilan dari proses pembelajaran.

Senin, 29 Maret 2010

INFO DAN PREDIKSI SOAL SOAL SNMPTN 2010


2.Cara pendaftaran
Secara umum tata cara pendaftaran SNMPTN 2010 secara online adalah sebagai berikut :
1.Calon peserta membayar biaya ujian di BANK MANDIRI melalui Loket/ATM/Internet Banking.
2.Setelah melakukan pembayaran, calon peserta akan menerima bukti pembayaran yang berisi: (a) Nomor Identitas calon peserta, dan (b) PIN SNMPTN sepanjang 16 karakter. Nomor Identitas dan PIN SNMPTN ini bersifat sangat rahasia dan tidak boleh diperlihatkan pada orang lain.
3.Calon peserta melakukan pendaftaran secara online (melalui Internet) dengan mengunjungi alamat website SNMPTN 2010.
4.Setelah melakukan pendaftaran secara online, calon peserta akan menerima Kartu Bukti Pendaftaran yang telah dibubuhi meterai dan telah ditandatangani berlaku sebagai Kartu Tanda Peserta SNMPTN 2010 yang harus dibawa ketika mengikuti ujian.
5.Peserta ujian dapat memilih Program Studi di setiap PTN di luar wilayah tempat peserta mengikuti ujian. Tempat ujian tidak merupakan kriteria penerimaan, sehingga peserta ujian tidak perlu mengikuti ujian di tempat Program Studi atau Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi pilihannya. Peserta dapat memilih lokasi ujian yang dikehendaki.
Biaya Pendaftaran
Biaya pendaftaran SNMPTN 2010 tidak berubah dibandingkan SNMPTN 2009 yaitu Rp. 150.000,- untuk kelompok ujian IPA/IPS dan Rp. 175.000,- untuk kelompok ujian IPC.
3. Pusat Informasi SNMPTN 2010
1.Situs resmi SNMPTN 2010 adalah http://www.snmptn.ac.id. Segala informasi mengenai SNMPTN 2010 dapat diakses melalui situs web tersebut.
2.Alamat Panitia Pelaksana SNMPTN 2010 adalah Gedung Andi Hakim Nasoetion Rektorat IPB lantai 2 Kampus IPB Darmaga, Bogor. Telp. (0251) 8622634, 8622635; Fax. (0251) 8622708; e-mail: panitia@snmptn.ac.id
Adapun soal-soal prediksi SNMPTN 2010 di:

PREDIKSI SOAL IPA TERPADU SNMPTN 2010

PREDIKSI SOAL IPS TERPADU SNMPTN 2010

PREDIKSI SOAL KIMIA SNMPTN 2010
Selamat berjuang semoga sukses dan mendapat perguruan tinggi yang benar-benar bisa membawa anda menjadi yang terdepan.





# Pelaksanaan Ujian SNMPTN 2010

Waktu Pelaksanaan Ujian
Ujian tulis SNMPTN 2010 akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Juni 2010 untuk jenis ujian Tes Potensi Akademik dan Tes Bidang Studi Dasar, dan hari Kamis, 17 Juni 2010 untuk jenis ujian Tes Bidang Studi IPA dan Tes Bidang Studi IPS. Sementara itu, Ujian dan Tes Keterampilan akan dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 18 dan 19 Juni 2010.

Pengumuman Hasil Ujian
Hasil ujian diumumkan di website SNMPTN 2010 yang dapat diakses pada hari Sabtu, 17 Juli 2010 mulai pukul 00.00 WIB.

# Pendaftaran SNMPTN 2010

Waktu Pendaftaran
Pendaftaran dilaksanakan secara online melalui internet sehingga dapat dilakukan dari manapun mulai tanggal 2 Mei 2010 pukul 08.00 WIB sampai dengan 31 Mei 2010 pukul 16.00 WIB. Pendaftaran susulan secara on-line dibuka kembali pada tanggal 10-12 Mei 2010 yang dilaksanakan bagi lulusan SMA/MA/SMK/MAK yang mengikuti UN ulangan.

Persyaratan Pendaftaran
Persyaratan bagi peserta ujian SNMPTN 2010 adalah Lulus Ujian Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional SMA/MA/SMK/MAK atau yang setara tahun 2008, 2009 dan 2010, sehat, dan tidak buta warna bagi program studi tertentu. Sementara persyaratan penerimaan perguruan tinggi adalah lulus ujian Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional, lulus SNMPTN 2010, sehat dan memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh masing-masing PTN penerima.

Selasa, 23 Maret 2010

TEORY GESTALT


Menurut teori ini yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Sifat-sifat belajar insight ialah:
a.Insight tergantung kemampuan dasar.
b.Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan.
c.Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati.
d.Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit.
e.Belajar dengan insight dapat diulangi.
f.Insight sekali didapat dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi baru.
Sedangkan prinsip belajar menurut teori Gestalt adalah:
a.Belajar berdasarkan keseluruhan. Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin
b.Belajar adalah suatu proses perkembangan.
c.Siswa sebagai organisme keseluruhan.
d.Terjadi Transfer.
e.Belajar adalah reorganisasi pengalaman.
f.Belajar harus dengan insight.
g.Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa.
h.Belajar berlangsung terus menerus.
Pandangan Gestalt cukup luas diakui di Jerman namun tidak lama exist di Jerman karena mulai didesak oleh pengaruh kekuasaan Hitler yang berwawasan sempit mengenai keilmuan. Para tokoh Gestalt banyak yang melarikan diri ke AS dan berusaha mengembangkan idenya di sana. Namun hal ini idak mudah dilakukan karena pada saat itu di AS didominasi oleh pandangan behaviorisme. Akibatnya psikologi gestalt diakui sebagai sebuah aliran psikologi namun pengaruhnya tidak sekuat behaviorisme.
Implikasi Gestalt
•Pendekatan fenomenologis menjadi salah satu pendekatan yang eksis di psikologi dan dengan pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan bahwa studi psikologi dapat mempelajari higher mental process, yang selama ini dihindari karena abstrak, namun tetap dapat mempertahankan aspek ilmiah dan empirisnya.
•Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme dengan menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus pada higher mental process. Adanya perceptual field diinterpretasikan menjadi lapangan kognitif dimana proses-proses mental seperti persepsi, insight,dan problem solving beroperasi. Tokoh : Tolman dan Koehler.




Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, yang sekarang menjadi tenar diseluruh dunia. Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang.

Selasa, 16 Maret 2010

TEORI HIERARKI BELAJAR ROBERT M GAGNE


4.Verbal association(assosiasi verbal)
Terbentuknya hubungan antara suatu perangsang dengan suatu reaksi verbal. Contohnya: jika anak diperlihatkan suatu bangun geometris, maka dia akan bisa mengatakan ”persegi” atau ” jajar genjang” karena dia sudah mengenal bentuk bentuk geometris.
5.Discrimination learning( belajar diskriminasi )
Hasil dari cara belajar ini adalah kemampuan untuk membeda-bedakan antara objek-objek yang terdapat dalam lingkungan fisik yang real. Contohnya: siswa dapat mengenal berbagai merk mobil berdasarkan ciri-cirinya sehingga siswa mampu mendiskriminasikan jenis-jenis mobil tersebut.
6.Concept learning( belajar konsep )
Untuk memahami suatu konsep, seseorang harus bisa mendiskriminasi untuk membedakan apa yang masuk dan apa yang tidak masuk dalam konsep itu. Misalnya, orang yang tidak mempunyai persepsi yang jelas tentang variasi dalam bentuk ukuran, dan warna tanaman, akan mengalami kesulitan dalam menggolong-golongkan suatu tanaman.
7.Rule learning(belajar aturan)
Cara belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep. Pengungkapan hubungan atau relasi tetap di antara konsep-konsep itu, biasanya dituangkan dalam bentuk suatu kalimat.
8.Problem solving(pemecahan masalah)
Cara belajar ini mnghasilkan suatu prinsip yang dapat dipergunakan dalam pemecahan suatu problem. Problem yang dihadapi akan dapat dipecahkan dengan menghubung-hubungkan beberapa kaidah sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu kaidah yang lebih tinggi, yang oleh Gagne disebut ” higher-order rule”dan kerap dilahirkan sebagai hasil berpikir, bila orang menghadapi suatu problem untuk dipecahkan.

Sistematika ”delapan tipe belajar” kemudian diganti oleh Gagne dengan sistematika lain, sehingga sistematika terdahulu tidak aktual lagi namun tetap mempunyai suatu nilai historis, karena di dalamnya terkandung dua keyakinan yaitu bentuk/jenis belajar berjumlah lebih dari satu dan hasil belajar yang satu menjadi landasan belajar hasil yang lain.
Sistematika ”lima jenis belajar” dikemukakan oleh Gagne meliputi lima kategori hasil belajar, yang masing-masing mencakup sejumlah kemampuan internal yang bercirikan sama dan sekaligus berbeda sifatnya dari kemapuan internal dalam kategori lain. Kelima kategori hasil belajar yang dikemukakan oleh Gagne adalah sebagai berikut:
1.Informasi verbal
2.Kemahiran intelektual
3.Pengaturan kegiatan kognitif
4.Ketrampilan motorik
5.Sikap
Akhirnya, perlu diselidiki sampai seberapa jauh terdapat hubungan antara sistematika ”delapan tipe belajar” dan sistematika”lima jenis belajar” yang keduanya dikembangkan oleh Gagne. Dari uraian di atas, jelas bahwa kedua sistematika itu tidak bisa dilepaskan satu sama lain, meskipun sistematika ”lima jenis belajar” lebih bermanfaat untuk diterapkan dalam menganalisa proses belajar mengajar di sekolah, karena dibedakan dengan tegas aspek hasil dan aspek proses dalam suatu jenis belajar.



Robert M Gagne membedakan delapan tipe belajar, yang dipusatkan kepada hasil belajar yang diperoleh dan disusun secara hierarkis dan sistematik dimana tipe belajar yang satu menjadi landasan bagi tipe belajar yang berikutnya. Delapan tipe belajar tersebut adalah:
1.Signal Learning (belajar isyarat)
Signal learning ini mirip dengan conditioning menurut Pavlov dan timbul setelah sejumlah pengalaman tertentu. Respon yang timbul bersifat umum, kabur, emosional dan timbulnya refleks dan tak dapat dikuasai. Contohnya: melihat ular timbul rasa takut, melihat orang tersenyum timbul rasa senang.
2.Stimulus-respon learning(belajar stimulus-respon)
Dalam pola belajar ini, dibentuk hubungan antara suatu perangsang dan suatu raksi, berdasarkan efek yang mengikuti pemberian reaksi tertentu. Pola ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Skinner.
3.Chaining(rantai atau rangkaian)
Rangkaian terjadi jika terbentuk hubungan antara beberapa S-R oleh sebab yang satu terjadi setelah yang satu lagi, berdasarkan continuity.

Jumat, 12 Maret 2010

TEORI BELAJAR THORNDIKE



A. Biografi Edward Lee Thorndike
Edward Lee Thorndike meski secara teknis seorang fungsionalis, namun ia telah membentuk tahapan behaviorisme Rusia dalam versi Amerika. Thorndike (1874-1949) mendapat gelar sarjananya dari Wesleyan University di Connecticut pada tahun 1895, dan master dari Hardvard pada tahun 1897. ketika disana, dia mengikuti kelasnya Williyams James dan merekapun cepat menjadi akrab.dia menerima bea siswa di Colombia, dan mendapatkan gelar PhD-nya tahun 1898. kemudian dia tinggal dan mengajar di Colombia sampai pension pada tahun 1940.
Dan dia menerbitkan suatu buku yang berjudul “Animal intelligence, An experimental study of associationprocess in Animal”. Buku ini yang merupakan hasil penelitian Thorndike terhadap tingkah beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing, dan burung.yang mencerminkan prinsip dasar dari proses belajar yang dianut oleh Thorndike yaitu bahwa dasar dari belajar (learning) tidak laian sebenaranya adalah asosiasi, suatu stimulum akan menimbulkan suatu respon tertentu.
Teori ini disebut dengan teori S-R. dalam teori S-R di katakan bahwa dalam proses belajar, pertama kali organisme (hewan, orang) belajar dengan cara coba salah (trial end error). Kalau organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, maka organisme itu akan mengeluarkan serentakan tingkah laku dari kumpulan tingkah laku yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu. Berdasarkan pengalaman itulah , maka pada saat menghadai masalah yang serupa, organisme sudah tahu tingkah laku mana yang harus di keleluarkan nya untuk memecahkan masalah. Ia mengasosiasikan suatu masalah tertentu dengan suatu tingkah laku tertentu. Seekor kucing misalnya, yang di masukkan dalam kandang yang terkunci akan bergerak, berjalan, meloncat, mencakar dan sebagainya sampai suatu saat secara kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu sehingga kandang itu terbuka. Sejak itu, kucing akan langsung menginjak pedal kalau ia dimasukkan dalam kandag yang sama.


B. Teori Belajar yang di Kemukakan Edward Lee Thorndike
Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di Amerika Serikat di dominasi oleh pengaruh dari Thorndike (1874-1949) teori belajar Thorndike di sebut “ Connectionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering juga disebut “Trial and error” dalam rangka menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu, Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku beberapa binatang antara lain kucing, dan tingkah laku anak-anak dan orang dewasa.
Objek penelitian di hadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi itu, dalam hal ini objek mencoba berbagai cara bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu reaksi dengan stimulasinya.
Ciri-ciri belajar dengan trial and error :
1.Ada motif pendorong aktivitas
2.ada berbagai respon terhadap situasi
3.ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah
4.ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu.

C. Hukum-Hukum yang digunakan Edward Lee Thorndike
1. Hukum latihan :
Hukum ini pada dasarnya sama dengan hukum prekuensinya Aristoteles, jika asosiasi (atau koneksi neural) lebih sering digunanakan, maka koneksinya akan lebih kuat, sedangkan yang paling kurang penggunaannya, maka paling lemahlah koneksinya, dua hal inilah yang berturut-turut disebut dengan hukum kegunaan dan ketidak bergunaan.
2. Hukum efek
Ketika sebuah asosiasi kemudian di ikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka hasilnya menguat begitu juga sebaliknya ketika sebuah asosiasi di ikuti dengan keadaanyang memuaskan, maka koneksinya melemah, kecuali untuk bahasa “mentalistik’ (kepuasan bukanlah prilaku), karena hal itu sama dengan pengondisian operasi coperant Conditioning)-nya Skiner.
Pada tahun 1929, penelitiannya telah membawanya keluar dari semua dal diatas kecuali apa yang yang kita sebut sekarang dengan penguatan (reinforcement).
Thorndike yang dikenal karena kajiannya tentang Transfer pelatihan (Transfer or Training), kemudian ia percaya (dan masih sering percaya) bahwa mengkaji subjek-subjek sulit meskipun anda tidak akan pernah menggunakannya. Adalah bagus buat anda karena hal itu memperkuat pikiran anda. Hal ini adalah sejenis latihan yang bias memperkuat otot-otot anda. Hal itu kemudian di gunakan kembali untuk membenarkan cara anak belajar bahasa latin, seperti halnya yang digunakan saat ini. untuk membenarkan cara anak belajar kalkulus. Namun dia menyatakan bahwa hanya keserupaan objek kedua dengan yang pertama sama saja yang bias mengarah pada pembelajaran yang meningkat hasilnya dalam subjek kedua. Jadi bahasa latin mungkin membantu anda belajar bahasa Italia, atau belajar aljabar mungkin membantu anda belajar kalkulus, tetapi bahasa latin tidak akan pernah membantu anda belajar kalkulus atau hal-hal lain yang berbeda.
Kesimpulan :
Dari uraian diatas maka dapat diambil berapa kesimpulan :
1. Teori belajar yang dekemukakan Edward Lee Thorndike disebut dengan teori Connectionism atau dapat juga di sebut Trial and Error Learning.
2. Ciri-ciri Belajar dengan Trial and error adalah :
a. Ada motif pendorong aktivitas
b. Ada berbagai respon terhadap situasi
c. Ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah
d. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan
3. Hukum-hukum yang digunakan Edward Lee adalah hukum latihan dan hukum efek.

Rabu, 03 Februari 2010

DEFINI, PENGERTIAN DAN KESIMPULAN

Pengertian Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang memberikan arti pada sebuah kata atau frase (Solomon, hal.234)
Definisi adalah sebuah penjelasan tentang arti sebuah kata (Rescher, hal.30). Penjelasan harus membuat jelas definisi yang dimaksudkan dan definisi berhubungan dengan kata bukan benda.
Definisi adalah perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang menerangkan ‘apa sebenarrnya suatu hal itu’ sehingga dapat dengan jelas dimengerti dan dibedakan dari semua hal lain.(Poespoprodjo, hal. 67)
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa Definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian lain, maka definisi yang baik harus memenuhi syarat :

Pengertian Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang memberikan arti pada sebuah kata atau frase (Solomon, hal.234)
Definisi adalah sebuah penjelasan tentang arti sebuah kata (Rescher, hal.30). Penjelasan harus membuat jelas definisi yang dimaksudkan dan definisi berhubungan dengan kata bukan benda.
Definisi adalah perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang menerangkan ‘apa sebenarrnya suatu hal itu’ sehingga dapat dengan jelas dimengerti dan dibedakan dari semua hal lain.(Poespoprodjo, hal. 67)
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa Definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian lain, maka definisi yang baik harus memenuhi syarat :



a. Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu.
b. Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang).
c. Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.
Setiap definisi harus mempunyai 2 bagian, yaitu :
1. Sesuatu yang akan didefinisikan, yang dikenal dengan istilah definiendum
2. Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut, yang dikenal dengan istilah definiens
Contoh : ayah = orang tua laki-laki
Dalam setiap definiens terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
a. genera (genus), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah jenis
b. differentia (difference), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah sifat pembeda
Jadi dalam mendefinisikan suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Genera kita sebut untuk mendekatkan pikiran kita, karena dengan genera suatu barang atau benda akan mudah dikenal, termasuk kelompok apa, dan dengan menyebutkan differentia kita akan sampai pada pengertian kata yang kita definisikan. Dengan menggunakan contoh diatas, maka dapat kita lihat bahwa Ayah merupakan definiendum sedangkan orang tua laki-laki adalah definiens, yang bisa kita bedakan menjadi orang tua sebagai genera dan laki-laki sebagai differentia.
Tujuan Membuat Definisi
Nicholas Rescher membagi menjadi dua, yaitu :
1. Tujuan Umum, antara lain :
a. Memfasilitasi komunikasi dengan membantu proses komunikasi yang berlangsung menjadi sederhana dan lebih tepat, atau dengan kata lain mempersingkat ekspresi suat pernyataan yang panjang dan kompleks sifatnya. Contoh : WHO, singkatan dari World Health Organization
b. Definisi dibuat untuk memperkenalkan kata baru dalam bahasa
c. Definisi juga dapat memberikan suatu arti baru terhadap kata yang sudah lama, contoh : kata Bibi, dahulu dudefinisikan sebagai adik kandung ayah atau ibu perempuan, namun saat ini bisa mempunyai arti pembantu rumah tangga.
d. Definisi adalah suatu cara yang terbaik dan paling efektif untuk menjamin ketepatan dan kebenaran dari penggunaan kata tersebut.
2. Tujuan Khusus, terdiri dari :
a. Definisi yang tepat (Precising definition), yaitu definisi yang biasa digunakan dalam bahasa mempunyai arti dan tujuan khusus atau tertentu, contoh : Dewasa adalah orang yang berusia 21 tahun keatas, dan definisi ini berimplikasi atau mempunyai tujuan khusus pada penetapan hukuman dalam peradilan.
b. Definisi yang bersifat teoritis (Theoritical definition), Definisi ini tidak saja merupakan penjelasan sederhana dari suatu kata tetaopi juga merupakan suatu penjelasan yang bersifat teoritis yang didapat dari ilmu pengetahuan/ penelitian dan juga kehidupan sehari-hari.
Irving M Copi, menjelaskan ada 5 tujuan membuat definisi, yaitu :
1. Menambah perbendaharaan kata
Karena bahasa merupakan suatu instrumen yang rumit dan terus berkembang maka dimungkinkan satu kata akan berkembang mempunyai arti baru atau suatu kejadian akan menimbulkan suatu istilah baru yang memperkaya perbendaharaan bahasa.
2. Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas
Hal ini penting karena dengan menggunakan suatu kata yang rancu nantinya akan mengakibatkan argumen yang dikeluarkan juga menjadi rancu.
3. Memperjelas arti suatu kata
Dengan membuat definis maka kita tidak akan ragu-ragu lagi dalam menggunakan kata yang bersangkutan sehingga argumen yang dikeluarkan akan tepat dan benar.
4. Menjelaskan secara teoritis
Definisi dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Contoh : H2O adalah unsur kimia untuk air
5. Mempengaruhi tingkah laku
Sering definis dibuat untuk mempengaruhi pikiran, perbuatan atau mengendalikan emosi seseorang.
Contoh : Kejujuran, adalah kelurusan hati, perbuatan baik. Dengan membaca kata kejujuran orang dapat dipengaruhi untuk menjadi orang jujur
Jenis-jenis Definisi
Menurut Alex Lanur, Poespoprodjo dan Nicholas Rescher secara garis besar jenis definisi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Definisi Nominal (Nominal Definition or Stipulative Definition)
Suatu jenis definisi yang baru sama sekali atau memberikan suatu arti baru pada kata yang sudah lama ada. Dan definisi ini merupakan suatu cara untuk menjelaskan sesuatu dengan menguraikan arti katanya. Contoh : Madrasah adalah sekolah agama bagi orang muslim.
Dalam Definisi Nominal dapat dinyatakan dalam 3 cara, yaitu :
a. Definisi dapat diuraikan dari asal-usulnya (etimologi), contoh : Filsafat, yaitu dari Philos yang berarti pencinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan jadi arti Filsafat adalah Pencinta Kebijaksanaan
b. Namun tidak semua bisa dilakukan dengan cara etimologi, maka supaya jelas definisi nominal ini harus dilengkapi keterangan tentang bagaimana definisi ini telah digunakan dalam masyarakat.
c. Dapat dinyatakan dengan menggunakan sinonim
2. Definisi Riil (Real Definition or Lexical Definition)
Mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang terdapat dalam kamus bahasa. Definisi Riil dapat dibedakan dalam 4 jenis definisi, yaitu :
a. Definisi Hakiki, definisi yang sungguh-sungguh menyatakan hakekat sesuatu, atau suatu pengertian yang abstrakyang hanya mengadung unsur pokok yang sungguh-sungguh perlu untuk memahami suatu golongan yang tertentu dan untuk membedakannya dari semua golongan yang lain, sehingga sifat golongan itu tidak termasuk dalam hakekat sesuatu itu. Contoh : Burung Merpati dan Burung Layang dapat dibedakan
b. Definisi Deskriptif, definisi ini menggunakan ciri khas asesuatu yang akan didefinisikan. Ciri khas adalah ciri yang selalu dan tetap terdapat pada setiap benda yang tertentu, contoh : cinta kasih itu sabar, cinta kasih itu murah hati, tidak memegahkan diri, tidak angkuh, tidak lekas marah, tidak mementingkan diri sendiri, suka akan kebenaran.
c. Definisi Final atau definisi yang menunjukkan maksud dan tujuan sesuatu, contoh : arloji adalah suatu alat untuk menunjukkan waktu yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan dalam saku atau diikat di lengan.
d. Definisi Kausalitas, yaitu definisi yang menunjukkan sebab akibat, contoh : gerhana bulan terjadi karena bumi berada diantara bulan dan matahari.
Namun Nicholas Rescher menambahkan dengan definisi yang ia sebut sebagai “Loaded” Definition. Definisi ini tidak menjelaskan arti dari suatu kata dengan sederhana atau mudah, tetapi dalam memberikan definisi ditambahkan suatu pernyataan yang mengevaluasi pernyataan sebelumnya, contoh : Anarki adalah suatu ideologi negara yang menganut sistem kerajaan dan dalam sistem ini fungsi pemerintahan tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan.
Irving M Copi, mengatakan bahwa ada 5 jenis definisi, yang kesemuanya mengacu dari 5 tujuan dibuatnya definisi, yaitu :
1. Definisi Stipulatif, penjelasannya sama dengan definisi nominal diatas.
2. Definisi Lexical, penjelasannya pun sama dengan definisi riil.
3. Definisi Ketepatan (Precising Definition), definisi dibuat dan dapat menimbulkan definisi baru sehingga harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kerancuan.
4. Definisi Teoritis, definisi yang muncul u\dalam rangka mengusulkan agar teori yang ditemukan diterima dengan mudah oleh masyarakat.
5. Definisi Persuasif, yaitu suatu definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan emosi orang yang membaca dan mendengarnya.
Teknik Mendefinisikan
Ada 8 teknik yang dikemukakan oleh Nicholas Rescher, yaitu :
1. Enumerative Definition, yaitu suatu teknik pendefinisian dengan cara memberikan daftar lengkap dari setia bagian kata yang didefinisikan, contoh : Propinsi di Indonesia adalah DI Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, (dan seterusnya sampai propinsi terakhir) Kelemahan dari teknik ini adalah :
1. Kata yang tidak dapat kita temukan generanya
2. Kata yang tidak dapat kita temukan differentianya
3. Kata yang tidak dapat ditangkap maksudnya kecuali bila dihubungkan dengan kata lain, seperti : dan, atau , yang dan sebagainya
4. Karena memiliki sifat kesendirian yang tidak terbatas sehingga tidak ditemukan sifat pembedanya
2. Ostensive Definition, definisi dibuat dengan mengungkapkan perwakilan dari bagian kata yang didefinisikan, contoh : Pahlawan bangsa adalah orang yang gugur dalam membela dan mempertahankan kedaulatan bangsa sepeti Gajah Mada, Diponegoro, Ahmad Yani
3. Dengan metode Genus dan Difference, Yaitu definisi dengan memperhatikan genus dan difference, contoh : manusia adalah mahluk simbol (mahluk adalah genus sedangkan simbol adalah difference)
4. Genetic Definition, definisi dibuat dengan memaparkan organisasi atau unsur-unsur pembangun kata yang didefinisikan, contoh Ayam bekisar adalah hasil perkawinan silang antara ayam hutan dengan ayam kampung.
5. Constructive Definition,definisi yang dibuat dengan mengungkapkan instruksi atau perintah , seperti mendefinisikan pesawat terbang kertas, penjelasannya dapat diberikan dengan mengacu bagaimana pesawat terbang kertas itu dibuat.
6. Operational Definition,Definisi yang dibuat berdasarkan serangkaian percobaan yang dapat menentukan cocok atau tidaknya kata itu dalam kasus yang khusus sifatnya.
7. Synonymous Definition,defini yang dibuat dengan menacu pada definiendum yang sama, contoh : laki-laki adalah pria
8. Abbreviative Definition, Definisi yang dibuat dengan menjelaskan kepanjangan, simbol dari definiendum, contoh : INA adalah Indonesia, yth adalah yang terhormat.
Aturan-aturan Definisi
Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Definisi tidak boleh membentuk lingkaran, atau dengan kata lain apa yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi. Contoh : Logika adalah ilmu yang menerangkan hukum logika
2. Definis tidak boleh terlalu luas dan terlalu sempit, contoh : Merpati adalah burung yang dapat terbang (terlalu luas) dan Kursi adalah tempat duduk yang terbuat dari kayu (terlalu sempit)
3. Definisi harus mengacu pada atribut esensial yang dimiliki atau terdapat dalam definiendum, contoh : sepatu tidak dapat didefinisikan hanya dengan menyebutkan bentuk dan bahan pembuatnya tetapi juga harus diungkapkan kegunaannya.
4. Definisi harus jelas, harus menghindari kerancuan dan kesamar-samaran, contoh : kehidupan adalah sepotong keju atau aluminium adalah satu tipe besi yang ringan.
5. Definisi harus literal, definisi yang diberikan biasanya tidak sesuai dengan definiendumnya kurang lengkap informasinyasehingga definiens tidak mencerminkan definiendum, contoh : Anjing adalah sahabat manusia
6. Definisi tidak boleh dalam bentuk kaimat negatif, contoh : Keindahan adalah suatu keadaan yang tidak jelek.
7. Definisi harus dievaluasi senetral mungkin, ini ada kaitannya dengan “Loaded” Definition.
8. Definisi yang dibuat harus teris konsisten dengan definisi yang sudah berlaku, contoh :ramada adalah rumah yang tidak berdinding, sedangkan definisi rumah adalah bangunan kecil, dan bangunan adalah suatu struktur yang ditutup dengan dinding dan atap, jadi ramada adalah rumah yang tidak berdinding tidak konsisten.
9. Definisi harus dapat dibolak-balikkan dengan hal yang didefinisikan, contoh : Perempuan adalah wanita, dan wanita adalah perempua
Dalam hidup kita harus membuat keputusan dalam berbagai masalah seperti memilih universitas mana yang kita kehendaki, pekerjaan mana yang cocok untuk kita, mobil atau rumah seperti apa yang ingin kita beli. Beberapa keputusan bisa mengakibatkan adanya implikasi terhadap moral. Sebagai contoh, dalam memilih agama dan pendidikan moral yang baik bagi anak kita, memperlakukan orang yang lebih tua, bidang hukum, juga dalam mempertimbangkan berapa banyak uang yang ingin kita sumbangkan dalam penggalangan dana atau amal.
Beberapa dari contoh di atas merupakan keputusan utama (major decision) yang lebih penting dari pada memutuskan pakaian mana yang ingin kita pakai untuk pergi bekerja dan keputusan utama ini mengakibatkan beberapa ketidakpastian. Dalam artian bahwa anda tidak bisa memastikan secara absolut bagaimana suatu keputusan dapat diambil. Tetapi bagaimana pun juga ini tidak berarti bahwa tidak ada jalan dalam membuat keputusan yang baik.
Coba pikirkanlah sejenak tentang cara terbaik dalam mengambil keputusan dalam suatu persoalan yang sulit. Anda dapat berpikir tentang keputusan penting yang telah anda buat pada masa lalu, mungkin hari kemarin, mungkin tahun kemarin. Jika keputusan anda itu menghasilkan sesuatu yang baik, cobalah berpikir lagi apakah keputusan anda itu merupakan suatu keberuntungan semata, atau pemikiran mendalam anda dalam membuat keputusan? Dan apabila keputusan anda yang terdahulu itu menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan atau berjalan tidak mulus, cobalah berpikir lagi tentang keputusan apa yang seharusnya anda buat untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik pada saat itu. Untuk memudahkan memilah pengalaman anda dalam membuat keputusan, sebaiknya anda membuat daftar keputusan yang menghasilkan sesuatu yang baik bagi hidup anda dalam secarik catatan atau menyimpannya dalam bentuk digital.
Satu hal yang mungkin terjadi pada anda ketika membuat keputusan, anda perlu kejelasan tentang apa yang dapat anda lakukan, dalam hal ini berarti ada pilihan bagi anda untuk anda jalankan. Lalu, dengan hal ini anda bisa mengetahui dan mempertimbangkan implikasi dan konsekuensi dari pilihan yang tersedia tadi. Misalnya anda dapat bertanya pada diri sendiri “Bagaimana masa depan saya, jika saya kuliah di universitas A dibandingkan dengan universitas B, atau bagaimana jika saya memilih kuliah tahun depan dan saat ini hura-hura saja, atau bagaimana jika saya bekerja dulu setelah itu barulah saya kuliah?” Dalam menjawab pertanyaan ini, anda bisa temukan bahwa anda harus mencari informasi, jadi salah satu langkah penting dalam mengambil keputusan adalah bahwa anda harus mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah anda.
Ketika anda sudah memiliki informasi dan dapat mempertimbangkan konsekuensi yang muncul, anda bisa memakai kumpulan konsekuensi yang muncul tersebut untuk mengevaluasi masalah anda (contohnya tadi tentang kuliah). Dengan demikian kita telah mengenal empat komponen penting dalam membuat keputusan, yaitu pilihan, informasi, konsekuensi, dan evaluasi.
*Proposisi
Proposisi adalah suatu penuturan (assertion) yang utuh. Proposisi juga dapat didefinisikan ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi luaran dari sebuah keputusan.
Secara sujektif, keputusan berarti suatu aksi pikiran yang dengan itu kita membenarkan atau menyangkal sesuatu. Secara objektif, keputusan berarti sesuatu yang dapat dibenarkan atau disangkal jadi, bias benar atau salah. Apa yang dibenarkan atau disangkal dalam suatu keputusan selalulah hubungan yang terdapat antara dua konsep yang objektif. Dan hubungan tersebut dapat terwujud:
1. Hubungan indentitas atau kebedaan atau juga bias terdapat
2. Bentuk-bentuk hubungan lainnya, misalnya hubungan dependensi (ketergantungan), dan lain-lain.
Pembedaan keputusan dan proposisi menurut dua golongan, yakni:
1. Keputusan / proposisi kategoris,dan
2. Keputusan/ proposisi hipotesis
*Penalaran
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Kemampuan menalar ini menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaannya. Manusia selalu dihadapkan untuk memilih baik-buruk, rendah-jelek, jalan benar–jalan salah. Dalam melakukan pilihan ini, manusia berpaling pada pengetahuan.
Ciri-ciri penalaran:
1. Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis)
2. Sifat analitk dari proses berpikir.
Penalaran ulmiah sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Deduktif yang berujung pada rasionalisme
2. Induktif yang berujung pada empirisme.
Penalaran yang konklusinya lebihh luas dari pada premisnya itu disebut penalaran induktif (induksi). Induksi adalah proses penalaran dimana kita menyimpulkan hokum/ dalil/ prinsip umum dari kasus-kasus khusus.
Penalaran yang konklusinya tidak lebih luas daripada premis disebut deduktif (deduksi). Deduksi adalah proses penalaran dimana kita membuat satu kesimpulan dari suatu hokum/dalil/ prinsip yang umum terhadap suatu keadaan yang khusus.
*Putusan
Hakikat keputusan ditemukan berbagai jawaban keputusan. Sebagai orang seperti Wundt yang mengatakan bahwa semua keputusan bersifat afirmatif, melihat hakiakat keputusan dalam suatu analisis. Pendapat lain melihat hakikat keputusan didalam suatu asensus, yakni suatu persetujuan dengan isi keputusan yang selanjutnya ditangkap sebagai suatu fungsi irrasional atau fungsi rasional. Ditangkap sebagai suatu fungsi irasional karena merupakan persetujuan rasa perasaan, atau semacam rasa perasaan pasti, yang berkaitan dengan kosep belief, feeling, something felt by the mind.
Terdapat tiga buah unsure-unsur keputusan:
1)Subjek
2)Predikat
3)Pengakuan atau Penolakan
Subjek dan predikat merupakan materi keputusan, sedangakn bentuk keputusan terdiri dari pengakuan atau penolakan.
Secara Psikologis keputusan dapat dibedakan:
a. Secara formal, yakni berkaitan dengan persetujuan (aensus) yang diberikan: keputusan pasti (mungkin, dugaan , ragu-ragu).
b. Secara material, yakni berkaitan dengan isi keputusan: keputusan langsung atau keputusan yang disimpulkan (kesimpulan-kesimpulan).

Kamis, 21 Januari 2010

BERPIKIR INDUKTIF


BERPIKIR INDUKTIF

Berpikir induktif dimana pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta khusus menuju kesimpulan bersifat umum. Proses berpikir induktif dimulai dari pengamatan lapangan atau pengalaman empiris. Data hasil pengamatan disusun, diolah, dikaji untuk ditarik kesimpulannya.

Kesimpulan umum dari data khusus berdasarkan pengamatan empiris tidak menggunakan penalaran (rasio), tetapi melalui statistika. Misalnya untuk mengetahui kemampuan dosen Unlam membuat karya ilmiah. Mengamati makalah, artikel ilimiah, dan buku teks hasil karya dosen Unlam. Pertanyaan yang muncul: Karya ilmiah yang manakah yang paling menonjol hasil karya ilmiah dosen Unlam?
Hipotesis (praduga) yang diajukan:

1. Dosen Unlam lebih piawai menulis makalah dibandingkan menulis artikel ilmiah atau buku.

2. Dosen Unlam lebih menekuni menulis makalah artikel ilmiah dibandingkan menulis buku.

3. Dosen Unlam lebih menyukai menulis artikel ilmiah dibandingkan menulis makalah.
4. Dosen unlam lebih menyukai tidak menulis apa pun karya ilmiah karena berprinsip, pembelajaran cukup dengan ‘mendongeng’ saja di kelas karena menulis karya ilmiah dianggap sebuah kejahaan, atau pertanyaan lainnya berdasarkan kemungkinan.
Pengujian hipotesis tidak melalui argumentasi teoritis ataupun pengkajian teori, melainkan dengan kajian data-data karya dosen Unlam. Misalnya, ditemukan sekian makalah ilmiah, sekian artikel ilmiah, sekian buku (ilmiah). Dari hal tersebut ditarik kesimpulan berdasarkan analisis data, bukan berdasarkan penalaran.


Statistika berakar dari teori peluang, Descartes, ketika mempelajari hukum di Universitas Poitiers antara tahun 1612 sampai 1616, juga bergaul dengan teman-teman yang suka berjudi. Sedangkan, pendeta Thomas Bayes pada tahun 1763 mengembangkan teori peluang subyektif berdasarkan kepercayaan seseorang akan terjadinya suatu kejadian. Teori ini berkembang menjadi cabang khusus dalam statistika sebagai pelengkap teori peluang yang bersifat subyektif. Peluang yang merupakan dasar dari teori statistika, merupakan konsep yang tidak dikenal dalam pemikiran Yunani Kuno, Romawi, bahkan Eropa pada abad pertengahan. Sedangkan teori mengenai kombinasi bilangan sudah terdapat dalam aljabar yang dikembangkan sarjana Muslim, namun bukan dalam lingkup teori peluan .
Semula statistika baru hanya digunakan untuk mengembarkan persoalan seperti; pencatatan banayaknya penduduk, penarikan pajak, dan sebagainya, dan mengenai penjelasannya. Tetapi, dewasa ini hampir semua bidang keilmuan menggunakan statistika, seperti; pendidikan, psikologi, pendidikaan bahasa, biologi, kimia, pertanian, kedekteran, hukum, politik, dsb. Sedangkan yang tidak menggunakan statistika hanya ilmu-ilmu yang menggunakan pendekatan spekulatif.
Statika merupakan sekumpulan metode untuk membuat keputusan dalam bidang keilmuan yang melalui pengujian-pengujian yang berdasarkan kaidah-kaidah statistik. Bagi masyarakat awam kurang terbiasa dengan istilah statistika, sehingga perketaan statistik biasanya mengandung konotasi berhadapan dengan deretan angka-angka yang menyulitkan, tidak mengenakan, dan bahkan merasa bingung untuk membedakan antara matematika dan statistik. Berkenaan dengan pernyataan di atas, memang statistik merupakan diskripsi dalam bentuk angka-angka dari aspek kuantitatif suatu masalah, suatu benda yang menampilkan fakta dalam bentuk ”hitungan” atau ”pengukuran”.
Statistik selain menampilkan fakta berupa angka-angka, statistika juga merupakan bidang keilmuan yang disebut statistika, seperti juga matematika yang disamping merupakan bidang keilmuan juga berarti lambang, formulasi, dan teorema. Bidang keilmuan statistik merupakan sekumpulan metode untuk memperoleh dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan berdasarkan data tersebut. Ditinjau dari segi keilmuan, statistika merupakan bagian dari metode keilmuan yang dipergunakan dalam mendiskripsikan gejala dalam bentuk angka-angka, baik melalui hitungan maupun pengkuran. Maka, Hartono Kasmadi, dkk., mengatakan bahwa, ”statistika [statistica] ilmu yang berhubungan dengan cara pengumpulan fakta, pengolahan dan menganalisaan, penaksiran, simpulan dan pembuatan keputusan.
Statistika digunakan untuk menggambarkan suatu persoalan dalam suatu bidang keilmuan. Maka, dengan menggunakan prinsip statistika masalah keilmuan dapat diselesaikan, suatu ilmu dapat didefinisikan dengan sederhana melalui pengujian statistika dan semua pernyataan keilmuan dapat dinyatakan secara faktual. Dengan melakukan pengujian melalui prosedur pengumpulan fakta yang relevan dengan rumusan hipotesis yang terkandung fakta-fakta emperis, maka hipotesis itu diterima keabsahan sebagai kebenaran, tetapi dapat juga sebaliknya.
Contoh yang dikemukakan Jujun S Suriasumantri, penarikan kesimpulan tidak menggunakan prinsip-prinsip statistik, yaitu ” ”Suatu hari seorang anak kecil disuruh ayahnya membeli sebungkus korek api dengan pesan agar tidak terkecoh mendapatkan korek api yang jelek. Tidak lama kemudian anak kecil itu datang kembali dengan wajah yang berseri-seri, menyeraahkan kotak korek api yang kosong, dan berkata, ”Korek api ini benar-benar bagus, pak, semua batangnya telah saya coba dan ternyata menyala”. ...Tak seorangpun, saya kira, yang dapat menyalahkan kesahihan proses penarikan kesimpulan anak kecil itu”. Apabila semua pengujian yang dilakukan dengan kesimpulan seperti ini, maka prinsip-prinsip satatistika terabaikan, ...karena menurut Jujun S. Suriasumantri, ”konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu”.
Untuk itu, suatu penelitian ilmiah, baik yang berupa survai maupun eksperimen, dilakukan dengan lebih cermat dan teliti mempergunakan teknik-teknik statistika yang diperkembangkan sesuai dengan kebutuhan”.
Statistika merupakan bagian dari metode keilmuan yang dipergunakan dalam mendiskripsikan gejala dalam bentuk angka-angka, baik melalui hitungan maupun pengukuran. Dengan statistika kita dapat melakukakn pengujian dalam bidang keilmuan sehingga banyak masalah dan pernyataan keilmuan dapat diselesaikan secara faktual.
Pengujian statistika adalah konsekuensi pengujian secara emperis. Karena pengujian statistika adalah suatu proses pengumpulan fakta yang relevan dengan rumusan hipotesis. Artinya, jika hipotesis terdukung oleh fakta-fakta emperis, maka hipotesis itu diterima sebagai kebenaran. Sebaliknya, jika bertentangan hipotesis itu ditolak”. ...Maka, pengujian merupakan suatu proses yang diarahkan untuk mencapai simpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Dengan demikian berarti bahwa penarikan simpulan itu adalah berdasarkan logika induktif.
Pengujian statistik mampu memberikan secara kuantitatif tingkat kesulitan dari kesimpulan yang ditarik tersebut, pada pokoknya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil makin tinggi pula tingkat kesulitan kesimpulan tersebut. Sebaliknya, makin sedikit contoh yang diambil maka makin rendah pula tingkat ketelitiannya. Karakteristik ini memungkinkan kita untuk dapat memilih dengan seksama tingkat ketelitian yang dibutuhkan sesuai dengan hakikat permasalahan yang dihadapi. ...Selain itu, statistika juga memberikan kesempatan kepada kita untuk mengetahui apakah suatu hubungan kesulitan antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam suatu hubungan yang bersifat empiris. Selain itu, Jujun S. Suriasumantri juga mengatakan bahwa pengujian statistik mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Umpamanya jika kita ingin mengetahui berapa tinggi rata-rata anak umur 10 tahun di sebuah tempat, maka nilai tinggi rata-rata yang dimaksud merupakan sebuah kesimpulan umum yang ditarik dalam kasus-kasus anak umur 10 tahun di tempat itu. Dalam hal ini kita menarik kesimpulan berdasarkan logika induktif.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yakni makin banyak bahan bukti yang diambil makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan tersebut. Demikian sebaliknya, makin sedikit bahan bukti yang mendukungnya semakin rendah tingkat kesulitannya. Memverifikasi adalah membuktikan bahwa hipotesis ini adalah dalil yang sebenarnya. Ini juga mencakup generalisasi, untuk menemukan hukum atau dalil umum, sehingga hipotesis tersebut menjadi suatu teori.
Untuk itu, statistika mempunyai peran penting dalam berpikir induktif. Bagaimana seseorang dapat melakukan generalisasi tanpa menguasai statistik? Memang betul tidak semua masalah membutuhkan analisis statistik, namun hal ini bukan berarti, bahwa kita tidak perduli terhadap statistika sama sekali dan berpaling kepada cara-cara yang justru tidak bersifat ilmiah.

2. Tinjauan Kasus
Sebagai tinjauan kasus pada pembahasan ini adalah penggunaan statistika dalam kebijakan pembangunan Indonesia khususnya dalam kebijakan-kebijakan sektor pendidikan yang cenderung sudah keluar dari rel kebenaran pendidikan yang berkualitas.
Bicara statistik dan pembangunan sangat relevan. Melalui angka statistik kita bisa lihat keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu, sangatlah pantas bila kita mau menghargai kinerja para statistikawan. Para Mantri statistik di pedesaan tiada terik dan tiada hujan terus bekerja mengumpulkan data guna dipersembahkan pada para pengguna.
Di bidang pembangunan ekonomi dan kemasyarakatan angka statistik punya andil dalam menciptakan keberhasilan berbagai program pembangunan, seperti halnya dalam program pengentasan kemiskinan dan program peningkatan kesempatan kerja. Sebagaimana diketahui data statistik yang akurat akan menghasilkan perencanaan pembangunan ekonomi dan kemasyarakatan yang kuat.

Di bidang pembangunan politik seperti dalam pilpres, pilgub, dan pilkada; data penduduk yang reliable dan valid turut menentukan kehormatan dan keberhasilan perhelatan tersebut. Betapa tidak terhormatnya, masa iya orang yang sudah meninggal dunia masih terdata sebagai pemilih.
Di bidang pembangunan ilmu, kedudukan statistik sangat jelas sebagai salah satu komponen dari sarana berpikir ilmiah di samping logika, bahasa, dan matematika. Bila matematika selalu menuntun kita dalam proses berpikir deduktif, maka statistika senantiasa membimbing kita dalam proses induktif. Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan matematika agar keseimbangan berpikir deduktif dan induktif yang merupakan ciri dari berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan baik.
Begitu pula penggunaan statistik sangat berguna dalam pengambilan kebijakan-kebijakan pendidikan yang diputuskan pemerintah. Kebijakan pendidikan nasional yang dibuat pemerintah sering kali tak diperhitungkan jauh ke depan dan pengambilan keputusan tidak disertai dengan data yang valid dengan menggunakan statistik. Hal itu lebih karena kebijakan pendidikan nasional lebih didasarkan pada kepentingan politik pemerintah saat itu daripada untuk kepentingan pendidikan berkualitas bagi anak bangsa. Tokoh pendidikan HAR Tilaar dalam sebuah kesempatan mengatakan “Karena pendidikan itu lebih bergantung pada struktur kekuasaan yang ada, maka kemajuan pendidikan bangsa ini juga sangat bergantung pada komitmen politik pemerintah. Jika komitmen politik itu rendah, ya, pendidikan kita tidak akan berubah. Akan terus jauh ketinggalan dari negara-negara lain,”
Menurut guru besar (emeritus) Universitas Negeri Jakarta ini, kuatnya kepentingan politik dalam kebijakan pendidikan nasional itu bukan saja bisa dilihat dari bergonta-gantinya kebijakan pendidikan setiap kali pemerintahan selesai. Ini mengingat, banyak kebijakan pendidikan pada tingkat nasional maupun lokal juga tidak didukung dari hasil penelitian di lapangan, yaitu dalam situasi pembelajaran di sekolah dan masyarakat Indonesia.
Sebagai contoh, kebijakan ujian nasional (UN) yang sampai sekarang masih kontroversial, menurut Tilaar, bukanlah kebijakan yang sangat strategis untuk peningkatan kualitas lulusan pendidikan di Indonesia. Namun, kebijakan itu terus dipaksakan tanpa melihat dampaknya jauh ke depan bagi proses pendidikan secara menyeluruh.
HAR Tilaar mengatakan bahwa dalam perkembangan zaman yang sangat cepat dewasa ini, kebijakan pendidikan Indonesia memang tepat diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan. Apalagi jika melihat dari laporan UNDP tahun 2006, yang menempatkan indeks pembangunan manusia Indonesia di peringkat ke-108 dari 177 negara.
Sayangnya, peningkatan mutu itu sering kali dicapai dengan kebijakan yang tidak berakar dari guru, kepala sekolah, dan masyarakat itu sendiri. Akibatnya, pemerintah masih terus saja berjalan dengan kebijakan yang coba-coba dan berganti-ganti.
Hanya berdasarkan asumsi
Kebijakan-kebijakan pendidikan maupun praksis pendidikan berdasarkan pada asumsi bukan berbasis pada data yang teruji validitasnya, memang pemerintah sering mengatakan bahwa setiap kebijakan yang mereka ambil sudah melalui pertimbangan yang matang dan data yang representatif. Tetapi argumentasi tersebut terpatahkan karena kebijakan pendidikan Indonesia umumnya sering kandas ditengah jalan. Ambil contoh adalah kebijakan tentang kurikulum yang sering berubah seiring dengan pergantian menteri penentu kebijakannya.
“Kita memang bisa belajar dari sumber-sumber ilmu pengetahuan dari bangsa- bangsa yang lain. Akan tetapi, semua itu tetap perlu dicek dan divalidasi dalam situasi konkret di dalam masyarakat Indonesia,” kata Tilaar.
Kebijakan nasional yang juga mendapat sorotan Tilaar adalah upaya meningkatkan profesionalisme guru dan pelaksanaan Kurikulum 2006 yang lebih dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Tilaar, kebijakan ini merupakan upaya yang baik dalam pelaksanaan reformasi pendidikan di Tanah Air. Namun, sering kali pemerintah tidak juga belajar dari masa lalu, dengan mengambil kebijakan yang tergesa-gesa, tanpa persiapan.
“Seharusnya peluncuran suatu kurikulum baru perlu dilaksanakan dengan persiapan yang matang. Selain persiapan gurunya, juga sarana-sarana penunjang lainnya. Akan tetapi, seperti juga perubahan-perubahan kurikulum nasional sebelumnya, kedatangan KTSP ini merupakan suatu surprise sehingga menimbulkan kegamangan pada guru di lapangan,” kata Tilaar.
Pelajaran yang kita petik dari permasalahan di atas adalah perlunya sebuah pengambilan kebijakan mempertimbangkan hasil pengolahan data yang tentunya diambil dari data yang sebenarnya, bukan dari data yang bias dengan kepentingan-kepentingan yang menguntungkan segelintir pihak saja. Seperti contoh pada data tentang kemiskinan yang sering diperdebatkan keakuratannya oleh berbagai pihak karena data yang diambil bias dengan kepentingan pihak yang berkuasa. Bila data yang diambil berdasarkan pengujian statistika, maka tingkat kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan kadar jumlah sampelnya. Sehingga daya tolak dari kebijakan tersebut bisa diminamilisir dan treatment yang diambil pemerintah tepat sesuai dengan kebutuhan.